Sejarah orang-orang Madura. Cerita suku Madura. Legenda di Madura. Kebudayaan Madura. Jalan-jalan ke Madura. Raja-raja Madura.

6.19.2016

Ngabuburit Menunggu Magrib; Sensasi Plus di Bulan Ramadhan


Apa yang seru di bulan puasa, selain melimpah berkah? Tentu itu adalah Ngabuburit menunggu magrib. Untuk mencari menu berbuka, banyak pihak yang menyediakan gratis demi meraih keberkahan. Mulai dari kalangan individu, perusahaan, pengusaha hingga pejabat. Mereka mengumpulkan dana kemudian berbagi bahagia dengan sesama.

Bulan Ramadhan memang penuh berkah dan memberikan kesan keistimewaan yang khusus. bagi banyak orang, terutama menjadi berkah bagi kalangan ke bawah, seperti anak-anak yatim-dhuafa sampai tukang becak dan sebagainya. Apa pasal? Tak lain karena mereka kerap jadi pihak utama berbagi.

Senin (13/6/2016), misalnya. Saya mencicipi nikmat ngabuburit di Graha XL yang berlokasi di Jl. Pemuda, Surabaya. Sejumlah awak media juga hadir di sini. Yang tidak terduga, ternyata ada sosok berpakaian lengkap. Baju koko, bersarung, dan tentu saja berkopiah. Saya kira siapa. Terasa tidak asing. Nyatanya beliau adalah Kiai Suudi Sulaiman.

Tepat juga pihak XL mendatangkannya. Materi ceramah yang ia sampaikan menyesesuaikan dengan situasi yang sedang berlangsung di depannya. Cepat membangun cimetri dengan jamaah ngabuburit. Penyampaiannya bukan hanya mudah dicerna, juga mudah dirasakan. Dakwah jenakanya meringankan pemahaman, selami makna.

Sebagai perusahaan operator seluler, bukber yang diadakan cukup menuaskan dengan gaya prasmanan. Acara bukber ini juga menjadi berkah bagi para tukang becak yang mangkal di seputaran Jl. Kayoon. Dari perusahaan XL mereka memperoleh bingkisan khusus.

Kiai Suudi Sulaiman

Konjen Ikut Gelar Bukber

Ngabuburit sembari berbuka puasa juga digelar sejumlah Konsulat Jenderal (Konjen) negara asing, seperti yang diadakan oleh Konjen Jepang, bersama 22 pengasuh dan ustad Pondok Pesantren di
Jawa Timur. Para tokoh agama tersebut merupakan di antara tokoh-tokoh yang ikut dalam pertukaran budaya dan agamawan yang digekar Konjen Jepang. Mereka berada di negeri Sakura selama 9 hari.

Konjen Jepang-Yoshiharu Kato, bersama pengasuh dan ustad Pondok Pesantren

Konjen Jepang, Yoshiharu Kato, mengatakan, saat ini sudah ada sejumlah 138 tokoh agama yang diberangkatkan ke Jepang. Berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Mereka di Jepang selama 9 hari. “Tujuannya, kita ingin memperkenalkan kebudayaan Jepang dan mempererat hubungan dan terciptanya saling kesepahaman satu sama lain,” katanya.

Ia juga menyebutkan kini jumlah wisatawan muslim yang berkunjung ke Jepang sebanyak 100 ribu orang. Masyarakat Jepang menurutnya juga memiliki ketertarikan dan kesadaran akan hubungan wisatawan muslim. Tidak heran, saat ini jumlah makanan berstandar halal juga bertambah.

Ia sangat mengagumi muslim Indonesia yang sangat moderat. Dalam rentang 35 tahun keberadaan Konjen Jepang di Indonesia, ia merasakan keeratan persaudaraan di tengah kompleksitas perbedaan. Apalagi, lanjutnya, di saat seperti sekarang ini. Dengan adanya stigma buruk atas masyarakat muslim, karena terjadi tindak kekerasan yang mengatasnamakan Islam.

“Hubungan persaudaraan seperti ini sangat dibutuhkan, untuk menjembatani rasa saling kesapahaman dan persaudaraan. Karena itu, dalam gelar bukber para alumni yang pernah kita berangkatkan ke Jepang ini, kita berharap masukan dan pandangan mereka. Demi bertambah eratnya hubungan silaturahim,” katanya.

Berkah Anak-Anak Yatim

Waktu ngabuburit juga menjadi berkah bagi anak-anak yatim dan dhuafa. Sudah pasti banjir undangan. Suatu kebahagiaan dan bulan yang sangat istimewa untuk mereka. Betapa tidak, dari banjir undangan tersebut tidak semata soal banjirnya aspek materil. Pun secara nonmateril. Menambah semangat dan bangkitnya kebersamaan berlimpah cinta oleh banyak orang. Mereka merasakan besarnya dukungan dan antusiasme semua orang untuk kehidupan mereka.

Lebih-lebih, jika dukungan tersebut juga bermuatan edukatif dan memberi inspirasi menapak masa depan. Misalnya, jika mereka diundang oleh para pengusaha, tokoh agama dan tokoh-tokoh yang mampu menularkan keteladanan perjuangan meraih kehidupan yang berhasil nan penuh makna.

Konjen Tiongkok-Yu Hong, cengkrama bersama anak-anak Yatim

Apa yang saya lihat pada Sabtu (11/6/2016), misalnya di halaman Masjid Cheng Hoo. Sebanyak 750 anak-anak yatim-dhuafa dari 19 panti asuhan di Surabaya, berkesempatan buka bereng bersama Konsulat Jenderal (Konjen) Tiongkok untuk Surabaya, Yu Hong. Bersama mereka juga sejumlah pengusaha. Tampak juga istri Dahlan Iskan, yaitu Nafsiyah Dahlan. Keduanya tanpa ragu bercengkrama dengan anak-anak yang mendapatkan limpahan kasih-sayang lebih banyak di panti asuhan, ketimbang dari keluarga itu.

Yu Hong memotivasi mereka agar lebih giat belajar. Ia berharap sejumlah bantuan yang diberikan dapat membangunkan inspirasi dan semangat untuk lebih belajar. Dapat tergerak memiliki tekad dan kemauan untuk sama sukses dan berprestasinya dengan para dermawan yang membantu.

Pada minggu berikutnya, giliran komunitas pengusaha Tionghoa yang tergabung dalam Yayasan Bakti Persatuan (YBS) dan Paguyuban Masyarakat Tionghoa Surabaya (PMTS), menggelar acara serupa. Selain bukber, anak-anak yatim juga memperoleh bingkisan uang, kue, mie instan, beras, buku dan alat tulis

Ketua Yayasan Masjid Cheng Hoo, Abdul Nurawi, yang juga pengusaha, mengatakan kepada mereka bahwa boleh jadi kelak merekalah yang bakal tampil di atas panggung. Berbagi motivasi dan kebahagiaan untuk anak-anak lain yang saat ini sama nasibnya dengan mereka. Dan itu menurutnya bukanlah sesuatu yang mustahil, jika tekad belajarnya kuat.

Hal sama juga dikatakan Ridwan Sugianto Harjono, ketua Yayasan Bakti Persatuan (YBS). Ia berharap kegiatan bukber dapat membangunkan inspirasi dan motivasi para yatim untuk bangkit dan lebih bergairah belajar.

“Sebab apa? Kita sebagai pengusaha tidak ingin hanya berpikir soal cari uang dan bisnis. Kita juga berharap ikut terlibat berbagi kebahagiaan dengan sesama. Jadi, doakan ya. Rezeki kita bisa terus lancar. Di masa mendatang, bisa membantu lebih baik dan lebih banyak lagi. Jangan lupa, belajarnya harus lebih semangat dari tahun sebelumnya,” katanya memberi motivasi.

Bukber yang tidak sekedar memberi bantuan, tetapi juga memberi inspirasi, dukungan spirit juang dan kebersamaan macam begini, sudah tentu pasti melekat dan melekat dalam benak mereka. Mereka tidak sekedar memperoleh uang saku, namun juga membawa pulang yang namanya panduan inspiratif untuk meniti sukses.


Ngabuburit Ilmu

Keseruan lain menikmati moment ngabuburit, yaitu dengan menunggu magrib sembari berbagi wawasan. Diskusi edisi perdana di bulan Ramadhan yang sangat menarik di antaranya mengikuti bedah buku Kiai Jampes. Ngabuburit sembari berdiskusi ini digelar oleh Komunitas Baca Rakyat (Kobar).

Suasana Bukber Wawasan Komunitas Kobar

Secara umum, poin paling menyentuh dalam diskusi ini adalah kesimpulan yang diberikan penulis buku tentang sosok Kiai Jampes terkait kesadaran tasawufnya. Ia menyimpulkan, tentang dimensi kehati-hatian kiai Jampes dalam memvonis fenomena keagamaan di tengah masyarakat, seperti terlalu gampangnya memberi tudingan sesat.

“Karena apa? Dalam ranah tasawuf, tidak boleh ceroboh dan gegabah menghakimi. Pengalaman spiritual seseorang bisa berbeda-beda, termasuk cara mengungkapkan pengalaman tersebut. Terlebih, sesat di mata manusia, belum tentu sesat di hadapan Allah,” katanya.

Sekalipun begitu, menjelaskan dunia sufi harus melihat tingkat kesadaran dan kualitas pemahaman. Ada kalangan yang membutuhkan kesederhanaan yang tak perlu dialektika. Ada kalangan yang menjadikan penjelasan dialektis sebagai suatu kebutuhan, seperti yang terjadi di dunia akademis. Paling penting, mengedepankan saling menghormati dan menghargai sekalipun dalam banyak hal terjadi perbedaan.

Misalnya, dialog saling menghargai dan menghormati Kiai Jampes dengan KH. Hasyim Asyari tentang prokontra pagelaran wayang. Ini yang mungkin penting digarisbawahi,” katanya.

Kabar Lainnya
Konjen Jepang Gelar Kanji Cup
Dewa Judi dari Pesantren
Orang Madura; Hidup-Mati di dalam Batik

Share:

Definition List

Unordered List

Support