Sejarah orang-orang Madura. Cerita suku Madura. Legenda di Madura. Kebudayaan Madura. Jalan-jalan ke Madura. Raja-raja Madura.

2.12.2016

Keledai dan Tuannya

Aku mencarimu. Kesana. Kesitu. Kemana-mana. Semakin tak terkira jalan, semakin pula tidak kutemukan apapun. Padahal namamu selalu ramai disebut-disebut, diperbincangkan, diperdebatkan, hingga diperebutkan. Oh, berisik. Berisik sekali.
Hingga kemudian kutemukan sejumlah orang yang sepi. Tak sekalipun ia menyebut-nyebut namamu. Sejumlah orang yang asyik, khusyuk nan khidmat dengan aktivitas mereka masing-masing.
Ada yang asyik melukis. Ada yang khusyuk menabuh rebana. Ada yang khidmat menulis. Ada juga yang sedang senang mendengarkan sejumlah orang yang ingin berbicara.
"Apa kau tak ikutan mencari, berbincang, berdebat dan berebut?" Kataku pada
yang asyik melukis. "Kau juga tak kudengar menyebut-nyebut namanya?"
Ia tak menyahut. Selembar lukisannya ia perlihatkan padaku. Oh, Tuhan, indah. Indah sekali, batinku takjub dengan buah karyanya.

Kuucapkan terima kasih padanya, dan kulanjutkan ingin bertanya pada yang sibuk menulis.

Ia pun tidak menyahut kala kutanya. Satu buku ia berikan padaku. Kubaca judul dan beberapa lembar di dalamnya.

"Oh, Tuhan. Mengapa kau bisa menyusun kalimat sedalam, sepadat, serta dapat membangunkan akal-pikirku?" kataku memuji. Setelah kuucapkan terima kasih, kudatangi yang sedang asyik menabuh rebana. Berkali kusapa ia tak menyahut. Kududuk disebelahnya, barulah ia menyadari adaku.

Kutanya juga hal yang senada. Ia hanya tersenyum, dan meminta izin menabuh. Kuiyakan saja. Tabuhan demi tabuhannya menggelegar, seakan dadakulah yang sedang ditabuhnya. Perlahan, tubuhku yang lelah berasa segar-bugar kembali sehabis itu. Ya Allah, betapa gelegar tabuhannya membuat pikiran yang sempit ini jadi lebih lapang dan luas, terima kasih tuan atas tabuhannya, ucapku padanya.
Beberapa saat kudatangi pula orang yang khusyuk mendengarkan sejumlah orang yang ingin berbicara. Ingin pula kutanya hal sama. Tapi urung. Ada yang menarik di sekumpulan orang yang ingin bicara itu.
Mereka datang dengan raut muka kusut, lusuh dan penuh beban. Tiba-tiba setelah berbicara dengan orang itu, mereka pulang raut wajah cerah-bahagia. Senyum mereka lebih merdeka. Seolah beban-beban berat yang terlihat awal datang, kini lenyap. Berganti kegembiraan.
"Hei teman, apakah kau tak ingin bertanya juga padaku?" Seseorang tiba-tiba berada di samping kiriku, dan memberikan pertanyaan. "Aku punya lho, jawaban setiap hal yang sedari tadi mau kau tanyakan..."
"Benarkah?" sahutku. Ia mengangguk mantab. "Tapi, Terima kasih. Namun, saya sudah menemukan apa jawabannya.."
"Belum tentu itu benar..."
"Mungkin, tapi itu tak mengapa..."
"Cobalah kau dengarkan jawaban saya.." Katanya mendesak. Aku kembali tersenyum hangat. "Terima kasih. Saya rasa, tak setiap jawaban memerlukan penjelasan panjang lebar..."
Ia menyipitkan mata (2016)
Share:

Definition List

Unordered List

Support