Sekiranya ada orang lain menyepelekan engkau, tenanglah. Begitu pun saat tiba-tiba muncul orang menjatuh-jatuhkan mentalmu, terimalah. Betapa pun hatimu membara. Sekalipun pikiranmu terbakar, dinginkanlah. Sesekali sambutlah semua hal yang mampu mengusik rasa tersinggungmu dengan senyum yang dalam. Yang luas. Yang seikhlas-ikhlas kelapangan jiwa. Lafalkanlah alhamdulillah. Alhamdulillah.
Alhamdulillah.
Adakalanya, ia adalah petunjuk yang Mahacinta bagimu. Bahwa dirimu sebetulnya sedang menyepelekan, meremehkan dan menjatuhkan dirimu sendiri. Sedang dirimu dicipta yang Kuasa dengan sebaik-baik penciptaan.
Alhamdulillah.
Adakalanya, ia adalah petunjuk yang Mahacinta bagimu. Bahwa dirimu sebetulnya sedang menyepelekan, meremehkan dan menjatuhkan dirimu sendiri. Sedang dirimu dicipta yang Kuasa dengan sebaik-baik penciptaan.
Namun engkau
selalu berburuk-buruk sangka
atas keberadaan dirimu
sendiri
(2)
Sekiranya ada orang lain memuji-muji engkau, jedalah sejenak. Begitu pun saat tiba-tiba muncul orang yang menyanjung-nyanjung sejumlah kebaikan dan kehebatanmu, diamlah beberapa saat. Heningkan ciptamu.
Betapa pun hatimu berbunga-bunga. Sekalipun pikiranmu terbang ke awang-awang karenanya; tariklah napas dan hembuskanlah perlahan.
Sesekali sambutlah semua hal yang mampu mengusik rasa banggamu, rasa pamormu maupun rasa kedigdayaanmu, dengan rasa hati yang lebih hati-hati. Adakalanya, ia adalah sebentuk sindiran yang Mahawelas Asih untukmu. Bahwa dirimu sebetulnya mungkin sedang mabuk derajat.
Lupa diri.
Dan lupa bersyukur. Lupa dermawan kepada sesama. Sedang derajat itu pemberian Tuhan. Kapan saja bisa diambilnya kembali. Sekiranya engkau, barangkali untuk kesekian kali
telah selalu lupa segala. Dari yang
segala-
gala (Februari 2016)